Penyakit jantung kongestif adalah kelainan fisik di mana jantung tidak lagi memompa dengan cukup keras. Karena jantung memompa dengan lemah, darah dapat kembali ke paru-paru, hati, saluran pencernaan, dan ekstremitas.
Penyakit jantung kongestif juga disebut gagal jantung kongestif (CHF), gagal jantung, atau gagal jantung. Nama-nama ini bisa menyesatkan, karena tampaknya Tempat Pengobatan Penyakit Jantung Pekanbaru Jakarta menunjukkan bahwa jantung telah gagal total dan kematian sudah dekat. Ini bukan kasusnya. Penyakit jantung kongestif hampir selalu merupakan kondisi kronis jangka panjang, meski terkadang berkembang secara tiba-tiba.
Seberapa Umumkah Penyakit Jantung Kongestif?
Dari 100 orang yang berusia antara 27 dan 74 tahun, sekitar 2 orang menderita penyakit jantung kongestif. Itu berarti sekitar 6 juta orang di AS terkena terapi autis anak berkebutuhan khusus jakarta penyakit tersebut. Setelah usia 74 tahun, penyakit jantung kongestif menjadi lebih umum. Dikatakan sebagai penyebab utama rawat inap di kalangan warga lanjut usia.
Penyebab Penyakit Jantung Kongestif
Penyakit jantung kongestif memiliki banyak Informasi Penyakit Jantung Kongestif penyebab. Mereka termasuk, tetapi tidak terbatas pada, penyebab berikut:
* Melemahnya otot jantung akibat infeksi virus. Kelemahan juga bisa disebabkan oleh racun seperti penyalahgunaan alkohol.
* Melemahnya otot jantung oleh penyakit arteri koroner yang menyebabkan serangan jantung.
* Melemahnya otot jantung oleh penyakit katup jantung yang melibatkan kebocoran darah dalam jumlah besar.
* Kekakuan otot jantung yang disebabkan oleh katup jantung yang tersumbat.
* Tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol disebut juga hipertensi.
* Tingginya kadar hormon tiroid.
* Penggunaan amfetamin (“kecepatan”) yang berlebihan.
Gejala Penyakit Jantung Kongestif
Salah satu sisi otot jantung dapat melemah dan menyebabkan penyakit jantung kongestif. Gejala penyakit jantung kongestif tergantung pada sisi jantung yang terkena. Mereka dapat mencakup ini:
* asma yang dapat dikaitkan dengan jantung
* Penggumpalan darah dalam sirkulasi keseluruhan tubuh
* Penggumpalan darah di sirkulasi hati
* Pembesaran jantung
* sesak napas
* warna kulit yang tampak kebiruan atau kehitaman
* pembengkakan tubuh, terutama ekstremitas
Faktor Risiko Penyakit Jantung Kongestif
Seperti kebanyakan penyakit jantung, riwayat keluarga merupakan faktor risiko utama penyakit jantung kongestif. Genetika tidak dapat dengan mudah diubah. Usia adalah faktor risiko kedua yang tidak dapat diubah. Penyakit jantung kongestif sangat umum di kalangan orang tua.
Namun, selain dari keduanya, faktor risiko dapat dan harus diatasi. Berikut adalah 7 faktor risiko penyakit jantung kongestif yang mungkin ingin Anda diskusikan dengan penyedia layanan kesehatan Anda.
1. Tekanan darah tinggi: Ini adalah faktor risiko tertinggi penyakit jantung kongestif! Pria dengan tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol dua kali lebih mungkin menderita penyakit jantung kongestif daripada mereka yang memiliki tekanan darah normal. Jika seorang wanita memiliki tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol, dia tiga kali lebih mungkin terkena penyakit jantung kongestif dibandingkan wanita dengan tekanan darah normal.
2. Serangan Jantung: Ini adalah faktor risiko tertinggi kedua untuk penyakit jantung kongestif. Mereka yang pernah mengalami serangan jantung yang mengakibatkan kerusakan otot jantung, dan jaringan parut pada jaringan otot, memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami penyakit jantung kongestif.
3. Kolesterol Tinggi: Menunjukkan kadar kolesterol tinggi, terutama ketika kadar HDL rendah, terdaftar sebagai faktor risiko penyakit jantung kongestif lainnya.
4. Diabetes: Diabetes tipe 1 dan tipe 2 merupakan faktor risiko penyakit jantung kongestif.
5. Obesitas: Pria dan wanita yang kelebihan berat badan tidak perlu meningkatkan risiko mengalami penyakit jantung kongestif. Jantung harus bekerja lebih keras saat berat badan tidak sehat, dan dapat mulai kehilangan kemampuannya untuk mengalirkan darah secara efisien.
6. Ketidakaktifan Fisik yang Berkepanjangan: Gaya hidup yang tidak aktif, dengan sedikit olahraga, membuat orang berisiko terkena penyakit jantung kongestif, terutama seiring bertambahnya usia. Jantung membutuhkan latihan kardiovaskular agar tetap kuat dan mampu berfungsi dengan baik.
7. Merokok Merokok meningkatkan beban kerja jantung. Ini juga mempengaruhi paru-paru. Ini adalah risiko penyakit jantung kongestif yang dapat dihilangkan oleh siapa pun.